Sabtu, 14 Mei 2016

Ada Apa dengan AADC2?

“Apa yang saya lakukan ke kamu itu nggak adil”
“Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu... JAHAT!”

Penggalan percakapan di atas tentu sudah tidak asing lagi di telinga kalian, kan? Ya... Ada Apa Dengan Cinta? 2

Ada Apa Dengan Cinta? 2 atau yang biasa disebut AADC2, merupakan sekuel dari Ada Apa Dengan Cinta? yang rilis pada tahun 2002 silam. Film bergenre drama dan romance ini disutradari oleh Riri Riza dan naskahnya ditulis oleh Mira Lesmana dan Prima Rusdi. Pemainnya pun masih sama dengan pemain Ada Apa Dengan Cinta?; Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Titi Kamal, Sissy Priscillia, Adinia Wirasti, Dennis Adhiswara, dan Mang Diman. Hanya saja, Ladya Cherill tidak lagi muncul karena sedang sibuk dengan pendidikannya.

Seperti yang diumumkan oleh pihak Miles Film dan Legacy Pictures pada 13 Mei 2016, film yang tayang sejak 28 April 2016 ini sukses mencapai angka 3 juta penonton. Bahkan, AADC2 berhasil memecahkan rekor film Indonesia dengan jumlah penjualan tiket tertinggi di hari pertama perilisannya, yaitu mencapai 200 ribu tiket. Angka tersebut diyakini sebagai prestasi tertinggi film nasional di sepanjang 2016.

Sejak AADC2 dan Captain America: Civil War tayang, beberapa kali waktu Raras ke Jogja City Mall atau Ambarrukmo Plaza, antrian di bioskopnya selalu aja rameeeee banget. Apalagi alasannya kalau bukan karena mau nonton AADC2 atau Captain America: Civil War? Sejak AADC2 dan Captain America: Civil War tayang juga, timeline Path Raras penuh sama update­-an teman-teman Raras yang nonton kedua film tersebut. Hmm, ini bukan cuma Raras yang mengalami, kan? Sebenarnya, apa sih yang membuat kedua film tersebut begitu diminati?
Kedua film tersebut memang sama-sama banyak peminatnya. Tapi, kali ini Raras bahas tentang AADC2 aja ya. Eitssss, tapi bukan bahas tentang review film AADC2 lho. Raras mau ngasih tahu beberapa pendapat teman-teman Raras tentang film AADC2. Gimana sih pendapat mereka? Apa alasan mereka nonton AADC2? Apakah AADC2 sesuai ekspetasi mereka? Yuk, kita cek satu-satu^^


Nizam Aulia, FIKOM Universitas Padjadjaran 2013
“AADC bagi saya sendiri bukan hanya film, tapi menciptakan kultur bahkan tren sendiri. Seperti yang kita tahu 2002 menjadi momen di mana perempuan berlomba-lomba memanjangkan rambutnya seperti Cinta dan habisnya buku AKU karya Sjuman Djaya yang menceritakan riwayat Chairil Anwar diperedaran toko buku.

AADC2 bagi saya adalah sebuah mesin waktu. Konflik yang natural dan latar Jogja menjadikan AADC2 makin memiliki kedekatan dengan penontonnya. (lagipula siapa sih yang tidak suka flawlessnya Dian Sastrowardoyo dan dinginnya Nicholas Saputra?)

Sebagai anak komunikasi yang mencintai perfilman, AADC2 memberikan contoh yang baik bagaimana karya dapat bekerja sama dengan brand dalam product placement tanpa memberikan cacat dan paksaan dalam film. (disandingkan dengan film Habibie yang menjual Astor Gary di pasar tradisional)

Terlepas dari itu, AADC2 rasanya seperti sup hangat buatan Ibu di saat kamu pulang dari merantau. Cerita mengalun pelan, mengajak penonton mereka ulang adegan. Latar New York dan Jakarta dibuat seperti tiada jarak. Dan bagaimana cinta dan benci dibuat sangat tipis.

Tetapi, entah akhir film ditutup dengan janggal. Seperti ingin memenuhi ekspetasi penonton.”


Carissa Christiana, FH Universitas Atma Jaya 2015
“AADC2 berhasil membuat motivasiku untuk pacaran naik hahaha. Filmnya bagus, natural banget kaya kehidupan sehari-hari. Setelah melihat AADC2 membuatku lebih peka terhadap sekitar, siapa tahu ada juga yang suka dengan aku haha
Film ini hampir sesuai ekspetasiku. Kalau soal pertemanannya lagi on proses, lalu yang percintaannya belum begitu.”


Alfi DN, SMA Negeri 1 Godean
“Aku nonton AADC2 karena aku udah nonton AADC dan pengen tahu lanjutan ceritanya gimana. Awalnya aku mikir filmnya bakal bikin nangis, soalnya waktu itu aku juga nggak cari-cari dulu komentar dari orang-orang soal film ini. Eh, ternyata asyik filmnya. Jadi pengen nonton lagi hehe.”


Meiske Erika Boki, FH Universitas Atma Jaya 2015
“Alasanku nonton AADC2 karena aku melanjutkan dari seri yang pertama, penasaran bagaimana lanjutannya. Film ini sangat so sweet. Bagus, bikin baper, dan ada adegan kiss-kiss nya haha
Film ini sukses bikin aku teriak-teriak dan excited. Aku sampai nonton dua kali karena pengen lihat Rangga lagi hehe.”


Alya Arta Audivi, Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta
“Menurutku filmnya bagus, apalagi ngambil tempat di Jogja. Tapi, kisahnya sih yang rada ada bau-bau nggak bisa move on hahaha. Aku nonton soalnya emang ngikutin dan kepo banget sama endingnya, nggak cuma biar kekinian haha.
Kalo aku sih lebih suka nonton film yang emang aku mau nonton, jadi walaupun lagi happening banget tapi aku nggak tau asal-usul apa trailernya gitu, aku mending nggak nonton aja sih. Takut nggak nyambung aja maksudnya apa gitu. Aku nggak ngikutin Hunger Games, nggak ngikutin Twilight juga haha jadi ya aku nggak pernah nonton juga. Kayak drama korea aja juga aku sukanya cuma Master’s Sun haha jadi kalo ditanya drama korea lain aku nggak tahu.
Hmm AADC2 nggak sesuai ekspetasiku sih. Ekspetasiku mereka balikan tanpa nyakitin orang lain. Tapi ternyata... hehe
Ya tapi langsung ambil pikiran positif aja sih kalo kita di dunia nyata nggak boleh kayak gitu, kejam aja gitu. Karena setiap yang kita lakukan kan pasti ada balasannya.”


Nah, jadi gitu pendapat teman-teman Raras^^
kalau kamu gimana?


Referensi:




#RarasSabillaYani^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar