Kelebihan Film
Film?
Sebuah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Film merupakan
perkembangan lebih jauh dari teknologi fotografi yang terjadi pada tahun 1826
dan pertama kali dipertontonkan pada khalayak tahun 1895 di Grand Cafe Boulevard de Capucinnes, Paris.
Sejak saat itu, film mulai menarik minat masyarakat.
Dari
awal perkembangannya hingga saat ini, film menjadi salah satu media yang
berpengaruh dalam bidang komunikasi. Unsur-unsur apa yang membuat film
mempengaruhi komunikasi dan lebih diminati masyarakat apabila dibandingkan
dengan media-media yang lain? Kalian akan mengetahuinya dalam penjelasan
berikut ini.
Film
adalah lakon (cerita) gambar hidup.1 Di dalam film, terdapat audio
dan visual yang bekerja sama dengan baik sehingga terciptalah sebuah karya
menarik yang bisa dinikmati oleh segenap masyarakat dari berbagai rentang usia
dan latar belakang sosial. Karya yang demikian membuat penonton tidak mudah
bosan dalam mengikuti jalan cerita dari film tersebut. Format yang menarikpun
membuat penonton lebih mudah mengingat jalan cerita film. Perasaan dan pengalaman saat menonton
pun menjadikan film sebagai media yang special karena dapat membuat khalayak
terbawa ke dalam film bersama dimensi parasosial yang dihadirkan Film dapat menjadi
alat penyampai cerita yang jauh lebih baik dengan penggunaan dan penempatan
kamera secara artistik yang disertai dengan penyuntingan.
Dalam
komunikasi, film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan oleh para
individu atau kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and receive messages).2 Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan
muatan pesan (message) di baliknya,
tanpa pernah berlaku sebaliknya. Di balik sebuah film, selalu terdapat pesan
yang ingin disampaikan kepada penonton. Durasi film yang biasanya cukup lama,
membuat pesan dari film tersebut lebih tersampaikan. Selain itu, film dapat
menghadirkan suasana yang kuat dan membuat penonton seolah-olah turut merasakan
suasana atau peristiwa dalam film tersebut.
Suasana
yang dapat dihadirkan oleh film bergantung pada jenis atau genre nya. Dalam film terdapat beberapa jenis atau genre, seperti: comedy, horror, romance, action, adventure, animation, biography, crime, documentary,
drama, family, fantasy, history, thriller,
dan masih banyak lagi. Tujuan utama dari pemberian genre pada film adalah
memberikan suatu bentuk narasi pengalih perhatian yang sebelumnya terdapat di
dalam fiksi cetak. Selain itu, genre
film membawa pesan dalam selubung protektif berupa bentuk hiburan popular yang mapan. Dari situ, penonton
akan mendapat pengalaman dari film yang dilihatnya. Pesan yang ada di dalam
film akan memberi pengaruh bahkan mengubah dan membentuk karakter penontonnya.
Bagi
para pembuat film, film merupakan media yang sangat representative atas ide-ide
kreatif mereka dan keakraban film terhadap khalayak menjadikan ide-ide dan
pesan para pembuat film lebih mudah diterima penonton.
Sebagai
media massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau
bahkan membentuk realitas. Media ini
banyak digemari masyarakat karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur
hobi bagi orang-orang tertentu. Misalnya,
dalam film yang berjudul “Cahaya dari Timur” yang menampilkan unsur dan budaya
dari Maluku. Unsur-unsur dan nilai budaya ini yang sering luput dari
sajian televisi. Media televisi tidak bisa atau lebih tepatnya tidak merasa
perlu untuk menyajikan nilai budaya sebagaimana yang tersajikan melalui media
film. Untuk
itu, film dipahami sebagai representasi budaya. Film juga
dapat digunakan sebagai cerminan untuk melihat bagaimana budaya bekerja atau
hidup di dalam suatu masyarakat. Dalam film tidak akan muncul tayangan iklan
yang seketika menghilangkan keseriusan anda dalam menonton film tersebut. Tidak
seperti siaran televisi yang terlalu sering diselangi periklanan.
Film
juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu “ideologi”. Hal ini
karena film juga dapat membongkar suatu realita dan memberikan pencerahan dan
penyadaran dalam masyarakat. Disadari atau tidak, film dengan berbagai muatan
ideologis di belakangnya menjadi sebuah alat ampuh, baik sebagai culture penetration ataupun sebaliknya,
sebagai conter culture. Apalagi, jika
ia sengaja ditujukan secara individu-individu yang secara psikologis disebutkan
sangat rentan untuk menerima muatan itu. Kalangan remaja dan mahasiswa termasuk
dalam kelompok ini. Remaja secara psikologis dikonsepkan sebagai individu, baik
laki-laki maupun perempuan (Sarwono, 2001) adalah khalayak yang sangat
potensial untuk ditempa pesan dari media termasuk film. Dalam kajian komunikasi
pemasaran, remaja dan mahasiswa merupakan sebuah pasar potensial bagi beragam
produk, termasuk produk global yang disebut lifestyle.
Disadari
atau tidak produk film juga dapat memenuhi gaya hidup seseorang hal ini dapat
dilihat dengan bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktifitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga
dunia sekitarnya (opini). Produk film memiliki kecederungan suatu gaya hidup
yang menjadi dasar dari trend atau mode yang akan melahirkan lifestyle apabila mode itu menjadi
sebuah ritual keseharian. Gaya hidup bukan hanya spesifik pada
gaya berpakaian, model rambut atau
perbendaharaan kata-kata saja, tapi juga sikap dan pandangan
hidup dengan cara yang halus.
Selain itu, perfilman juga
merujuk pada proses sosial yang mengambil elemen –elemen kebudayaan dan
menggunakannya untuk memperkuat karakter sebuah film yang bertujuan untuk mempersuasi
khalayaknya. Sebagai produk kapitalis disadari atau tidak, film juga mencoba
untuk mengkontruksi pola pikiran manusia (frame) yaitu dengan adanya jalan cerita
dan permasalahan yang dibahas dalam alur tujuannya adalah untuk memecahkan
masalah yang diceritakan dalam film yang dibuat tersebut. Banyak sekali tema
yang di angkat ke dalam film, seperti: kisah cinta, perselingkuhan, dan kisah sosial
lainnya yang terkadang membuat pemirsa terbawa layaknya pemain yang telah membintangi
film tersebut. Misalnya, menjadi sedih, menangis, marah dan benci.
Jadi, secara garis besar kelebihan-kelebihan film dapat
kita simpulkan sebagai berikut:
1.
Film merupakan media
audio visual yang dapat dinikmati atau ditonton oleh berbagai kalangan.
2.
Film dikemas dengan jalan cerita yang sedemikian menarik
sehingga para penonton tidak mudah bosan dan dapat lebih mudah menangkap pesan
dari film tersebut.
3.
Film dapat merefleksikan atau bahkan membentuk realitas.
4.
Dengan durasinya yang panjang, penonton dapat memaknai
pesan dari film tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama.
5.
Dengan efek audio visualnya yang bagus, film dapat
menghadirkan suasana yang kuat dan membuat
penonton seolah-olah turut merasakan suasana atau peristiwa dalam film
tersebut.
6.
Film dapat mengkontruksi pola
pikiran manusia (frame), dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang
dibahas dalam alur.
7.
Secara tidak langsung, film dapat mempengaruhi gaya hidup
(life style) seseorang.
8.
Film dapat merepresentasikan budaya dari suatu tempat
tertentu.
Jadi sineas, itulah hal-hal menarik yang
membuat film menjadi salah satu media massa yang saat ini diminati masyarakat.
1Tim Penyusun Kamus
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, halaman. 242
2Idy Subandy
Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi;
Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Jala
Sutra, 2011, halaman. 190
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/26946/2/BAB_I.pdf
http://e/journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/281/3/Bab%202.pdf