Jumat, 26 Februari 2016

Kelebihan Film



Kelebihan Film 

Film? Sebuah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Film merupakan perkembangan lebih jauh dari teknologi fotografi yang terjadi pada tahun 1826 dan pertama kali dipertontonkan pada khalayak tahun 1895 di Grand Cafe Boulevard de Capucinnes, Paris. Sejak saat itu, film mulai menarik minat masyarakat.

Dari awal perkembangannya hingga saat ini, film menjadi salah satu media yang berpengaruh dalam bidang komunikasi. Unsur-unsur apa yang membuat film mempengaruhi komunikasi dan lebih diminati masyarakat apabila dibandingkan dengan media-media yang lain? Kalian akan mengetahuinya dalam penjelasan berikut ini.

Film adalah lakon (cerita) gambar hidup.1 Di dalam film, terdapat audio dan visual yang bekerja sama dengan baik sehingga terciptalah sebuah karya menarik yang bisa dinikmati oleh segenap masyarakat dari berbagai rentang usia dan latar belakang sosial. Karya yang demikian membuat penonton tidak mudah bosan dalam mengikuti jalan cerita dari film tersebut. Format yang menarikpun membuat penonton lebih mudah mengingat jalan cerita film. Perasaan dan pengalaman saat menonton pun menjadikan film sebagai media yang special karena dapat membuat khalayak terbawa ke dalam film bersama dimensi parasosial yang dihadirkan Film dapat menjadi alat penyampai cerita yang jauh lebih baik dengan penggunaan dan penempatan kamera secara artistik yang disertai dengan penyuntingan.

Dalam komunikasi, film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan oleh para individu atau kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and receive messages).2 Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Di balik sebuah film, selalu terdapat pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Durasi film yang biasanya cukup lama, membuat pesan dari film tersebut lebih tersampaikan. Selain itu, film dapat menghadirkan suasana yang kuat dan membuat penonton seolah-olah turut merasakan suasana atau peristiwa dalam film tersebut.

Suasana yang dapat dihadirkan oleh film bergantung pada jenis atau genre nya. Dalam film terdapat beberapa jenis atau genre, seperti: comedy, horror, romance, action, adventure, animation, biography, crime, documentary, drama, family, fantasy, history, thriller, dan masih banyak lagi. Tujuan utama dari pemberian genre pada film adalah memberikan suatu bentuk narasi pengalih perhatian yang sebelumnya terdapat di dalam fiksi cetak. Selain itu, genre film membawa pesan dalam selubung protektif berupa bentuk hiburan popular yang mapan. Dari situ, penonton akan mendapat pengalaman dari film yang dilihatnya. Pesan yang ada di dalam film akan memberi pengaruh bahkan mengubah dan membentuk karakter penontonnya.

Bagi para pembuat film, film merupakan media yang sangat representative atas ide-ide kreatif mereka dan keakraban film terhadap khalayak menjadikan ide-ide dan pesan para pembuat film lebih mudah diterima penonton.

Sebagai media massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Media ini banyak digemari masyarakat karena dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi bagi orang-orang tertentu. Misalnya, dalam film yang berjudul “Cahaya dari Timur” yang menampilkan unsur dan budaya dari Maluku. Unsur-unsur dan nilai budaya ini yang sering luput dari sajian televisi. Media televisi tidak bisa atau lebih tepatnya tidak merasa perlu untuk menyajikan nilai budaya sebagaimana yang tersajikan melalui media film. Untuk itu, film dipahami sebagai representasi budaya. Film juga dapat digunakan sebagai cerminan untuk melihat bagaimana budaya bekerja atau hidup di dalam suatu masyarakat. Dalam film tidak akan muncul tayangan iklan yang seketika menghilangkan keseriusan anda dalam menonton film tersebut. Tidak seperti siaran televisi yang terlalu sering diselangi periklanan.

Film juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu ideologi. Hal ini karena film juga dapat membongkar suatu realita dan memberikan pencerahan dan penyadaran dalam masyarakat. Disadari atau tidak, film dengan berbagai muatan ideologis di belakangnya menjadi sebuah alat ampuh, baik sebagai culture penetration ataupun sebaliknya, sebagai conter culture. Apalagi, jika ia sengaja ditujukan secara individu-individu yang secara psikologis disebutkan sangat rentan untuk menerima muatan itu. Kalangan remaja dan mahasiswa termasuk dalam kelompok ini. Remaja secara psikologis dikonsepkan sebagai individu, baik laki-laki maupun perempuan (Sarwono, 2001) adalah khalayak yang sangat potensial untuk ditempa pesan dari media termasuk film. Dalam kajian komunikasi pemasaran, remaja dan mahasiswa merupakan sebuah pasar potensial bagi beragam produk, termasuk produk global yang disebut lifestyle.

Disadari atau tidak produk film juga dapat memenuhi gaya hidup seseorang hal ini dapat dilihat dengan bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktifitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (opini). Produk film memiliki kecederungan suatu gaya hidup yang menjadi dasar dari trend atau mode yang akan melahirkan lifestyle apabila mode itu menjadi sebuah ritual keseharian. Gaya hidup bukan hanya spesifik pada gaya berpakaian, model rambut atau perbendaharaan kata-kata saja, tapi juga sikap dan pandangan hidup dengan cara yang halus.

Selain itu, perfilman juga merujuk pada proses sosial yang mengambil elemen –elemen kebudayaan dan menggunakannya untuk memperkuat karakter sebuah film yang bertujuan untuk mempersuasi khalayaknya. Sebagai produk kapitalis disadari atau tidak, film juga mencoba untuk mengkontruksi pola pikiran manusia (frame) yaitu dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang dibahas dalam alur tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang diceritakan dalam film yang dibuat tersebut. Banyak sekali tema yang di angkat ke dalam film, seperti: kisah cinta, perselingkuhan, dan kisah sosial lainnya yang terkadang membuat pemirsa terbawa layaknya pemain yang telah membintangi film tersebut. Misalnya, menjadi sedih, menangis, marah dan benci.



Jadi, secara garis besar kelebihan-kelebihan film dapat kita simpulkan sebagai berikut:

1.       Film merupakan media audio visual yang dapat dinikmati atau ditonton oleh berbagai kalangan.

2.      Film dikemas dengan jalan cerita yang sedemikian menarik sehingga para penonton tidak mudah bosan dan dapat lebih mudah menangkap pesan dari film tersebut.

3.      Film dapat merefleksikan atau bahkan membentuk realitas.

4.      Dengan durasinya yang panjang, penonton dapat memaknai pesan dari film tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama.

5.      Dengan efek audio visualnya yang bagus, film dapat menghadirkan suasana yang kuat dan membuat penonton seolah-olah turut merasakan suasana atau peristiwa dalam film tersebut.

6.      Film dapat mengkontruksi pola pikiran manusia (frame), dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang dibahas dalam alur.

7.      Secara tidak langsung, film dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) seseorang.

8.      Film dapat merepresentasikan budaya dari suatu tempat tertentu.

                                                                                                    

Jadi sineas, itulah hal-hal menarik yang membuat film menjadi salah satu media massa yang saat ini diminati masyarakat.   







1Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, halaman. 242
2Idy Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Jala Sutra, 2011, halaman. 190


  
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/26946/2/BAB_I.pdf
http://e/journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/281/3/Bab%202.pdf