Minggu, 13 Maret 2016

Dampak Film AADC terhadap remaja



Dampak Film AADC terhadap remaja
           
Film Ada Apa Dengan Cinta atau lebih popular dengan sebutan AADC adalah film yang dirilis tahun 2002. “Ada Apa dengan Cinta” merupakan film garapan dari sutradara Rudi Soedjarwa, Produser Mira Lesmana bersama Riri Reza. Pemeran utama dari film AADC antara lain Nicolas saputra yang berperan sebagai Rangga dan Dian sastro yang berperan sebagai Cinta. Film bertema cinta di masa SMA ini sukses menarik perhatian para remaja di Indonesia. Ditengah kebobrokan perfilman Indonesia di era 90an, AADC hadir menjadi sebuah tonggak kebangkitan serta berdirinya era baru perfilman Indonesia di awal 2000-an. Bahkan bisa dibilang AADC merupakan pelopor menjamurnya film remaja saat ini. Banyak yang berpendapat hadirnya film AADC membuat perfilman Indonesia lebih berwarna dengan makin banyaknya sutradara yang berani keluar jalur (film esek-esek) dengan mengambil beberapa genre.

Ada beberapa hal yang membuat film ini layak tonton dan juga memiliki nilai lebih dibanding film teen-romance lain bahkan hingga saat ini. Film ini tidak hanya focus pada kisah cinta layaknya film saat ini yang tidak ada bedanya dengan FTV. Film ini sukses mengambil sudut pandang lain mengenai sisi positif remaja seperti kesukaan Cinta dan Rangga terhadap dunia sastra, sehingga ada informasi mengenai dunia sastra yang dapat dibagikan kepenonton. Selain itu konflik ringan yang ada pun bisa dikatakan sebagai suatu kritik, contohnya kasus Alya yang mengkritik para orang tua dan juga konflik ayahnya Rangga yang menyentil pemerintah khususnya Orde Baru.
Media massa khususnya film, yang merupakan hasil dari realita maupun imajinasi, menghiasi kehidupan masyarakat Indonesia dengan nlai-nilai baru dengan cara halus dan vulgar seperti, sex pra nikah, pesta minuman keras dan kekerasan. Film-film tersebut sebenarnya bukan konsumsi bagi para remaja, tapi kebanyakan penontonya dari kalangan remaja. Maka, remaja tanpa berpikir secara mendalam terhadap nilai-nilai baru akhirnya terbawa dalam kehidupan bebas.

Hal inilah yang sekarang menjadi permasalahan dan tantangan bagi para produser untuk memberi solusi bagi film yang diperuntukkan remaja. Solusi film khususnya bagi remaja yang disertai pesan akan memberi gambaran bagi remaja yang selama ini terbuai oleh produksi film luar negeri, yang lebih menekankan pada pasar. Artinya ketika salah satu tema film mendapatkan perhatian besar dari penontonya, maka tema tersebut akan dipertahankan meskipun tema tersebut menggambarkan tentang sex bebas.

            Para remaja adalah sasaran pasar yang paling besar dalam peluncuran film ini. Namun tidak menutup kemungkinan dari kalangan lainnya. Para remaja kadang mempunyai imajinasinya sendiri setelah menonton sebuah film, sebagian besar dari mereka akan meniru perilaku dalam adegan film ‘ada apa dengan cinta’ dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
            Dampak dari film AADC ini berbeda pada setiap penontonnya khususnya remaja di kalangan SMA yang menirukan perilaku dari film AADC yang telah ditonton oleh mereka, dampak positifnya mereka jadi tertarik untuk membaca puisi dari para penulis ternama seperti Chairil Anwar, sedangkan dampak negatifnya para remaja yang telah menonton film AADC menirukan pergaulan yang berkelompok atau bahasa gaulnya nya “geng” yang membeda-bedakan suatu kelompok dengan kelompok lain yang menimbulkan banyak perselisihan dan penyelesaian masalahnya cenderung dengan cara kekerasan.
             
          Berdasarkan pengalaman saya ketika duduk di bangku SMP kelas 1 saat film AADC diputar dan kemudian diputar kembali di TV lokal yang di buat berseri, film ini menjadi hal yang wajib diikuti dalam hal pergaulan anak-anak sekolah dan ditiru perilaku serta berpakaian dan berbahasanya, karena tidak “gaul” jika tidak mengikuti apa yang sedang terbaru, di sekolah saya terdapat kelompok laki-laki yang senang meniru dan mengikuti apa yang telah ditonton dan dinilai merupakan hal yang “gaul”, salah satunya adalah film AADC.
          
        Kasus yang terjadi ketika di sekolah adalah persilihan antara dua kelompok atau “geng” disekolah yang masalahnya melibatkan perempuan dan percintaan, ketika itu masalah tersebut karena memperebutkan seorang perempuan. Pemicunya adalah seorang pria dari kelompok satu nya tertarik atau suka terhadap perempuan di sekolah saya dan pria lainnya dari berbeda kelompok juga tertarik pada perempuan ini juga, kemudian terjadi perselihan memperebutkan perempuan tersebut yang akhirnya terjadi perkelahian yang melibatkan senjata tajam dan kerusakan sekolah, tidak ada korban dalam kasus ini namun dampak dari film memang sangat mempengaruhi kehidupan para remaja dalam hal pergaulan yang dalam film tersebut jika menyelesaikan masalah tentang percintaan.

Sekolah merupakan tempat dimana kita berlajar dan bertemu teman seumuran,  tempat dimana jatuh cinta, perbedaan pendapat, perselisihan dan hal-hal lain yang terjadi ketika masa remaja yang sebagian besar terjadi di sekolah, ketika bergaul disekolah pelajar kerap masih meniru karena melakukan hal-hal yang baru bagi mereka. Film AADC merupakan hal yang sangat menarik bagi para remaja dan selalu dinanti-nanti dan tak dipungkiri dijadikan contoh bagi para remaja.
             
        Orang tua berperan penting dalam memilah-milah apa yang di tonton dan yang dilakukan anak-anak mereka, karena para remaja menghabiskan sebagian hari mereka disekolah daripada dirumah karena itu bimbingan orang tua terhadap anak sangatlah berpengaruh dalam perkembangan anak saat remaja agar bertumbuh menjadi orang yang baik, dalam hal ini tidak meniru hal-hal negatif dari apa yang diserap oleh dirumah disekolah maupun lingkuangan mereka oleh karena itu orang tua sebaiknya memberikan pengawasan saat-saat remaja menuju dewasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar