“Apa
yang saya lakukan ke kamu itu nggak adil”
“Rangga,
yang kamu lakukan ke saya itu... JAHAT!”
Penggalan percakapan di atas tentu sudah tidak asing
lagi di telinga kalian, kan? Ya... Ada Apa Dengan Cinta? 2
Ada Apa Dengan Cinta? 2 atau yang biasa disebut
AADC2, merupakan sekuel dari Ada Apa Dengan Cinta? yang rilis pada tahun 2002
silam. Film bergenre drama dan romance ini disutradari oleh Riri Riza dan
naskahnya ditulis oleh Mira Lesmana dan Prima Rusdi. Pemainnya pun masih sama
dengan pemain Ada Apa Dengan Cinta?; Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Titi
Kamal, Sissy Priscillia, Adinia Wirasti, Dennis Adhiswara, dan Mang Diman.
Hanya saja, Ladya Cherill tidak lagi muncul karena sedang sibuk dengan
pendidikannya.
Seperti yang diumumkan oleh pihak Miles Film dan
Legacy Pictures pada 13 Mei 2016, film yang tayang sejak 28 April 2016 ini
sukses mencapai angka 3 juta penonton. Bahkan, AADC2 berhasil memecahkan rekor
film Indonesia dengan jumlah penjualan tiket tertinggi di hari pertama perilisannya,
yaitu mencapai 200 ribu tiket. Angka tersebut diyakini sebagai prestasi
tertinggi film nasional di sepanjang 2016.
Sejak AADC2 dan Captain America: Civil War tayang, beberapa
kali waktu Raras ke Jogja City Mall atau Ambarrukmo Plaza, antrian di
bioskopnya selalu aja rameeeee banget. Apalagi alasannya kalau bukan karena mau
nonton AADC2 atau Captain America: Civil War? Sejak AADC2 dan Captain America:
Civil War tayang juga, timeline Path
Raras penuh sama update-an
teman-teman Raras yang nonton kedua film tersebut. Hmm, ini bukan cuma Raras
yang mengalami, kan? Sebenarnya, apa sih yang membuat kedua film tersebut
begitu diminati?
Kedua film tersebut memang sama-sama banyak
peminatnya. Tapi, kali ini Raras bahas tentang AADC2 aja ya. Eitssss, tapi
bukan bahas tentang review film AADC2 lho. Raras mau ngasih tahu beberapa
pendapat teman-teman Raras tentang film AADC2. Gimana sih pendapat mereka? Apa alasan
mereka nonton AADC2? Apakah AADC2 sesuai ekspetasi mereka? Yuk, kita cek
satu-satu^^
Nizam
Aulia, FIKOM Universitas Padjadjaran 2013
“AADC
bagi saya sendiri bukan hanya film, tapi menciptakan kultur bahkan tren
sendiri. Seperti yang kita tahu 2002 menjadi momen di mana perempuan
berlomba-lomba memanjangkan rambutnya seperti Cinta dan habisnya buku AKU karya
Sjuman Djaya yang menceritakan riwayat Chairil Anwar diperedaran toko buku.
AADC2
bagi saya adalah sebuah mesin waktu. Konflik yang natural dan latar Jogja
menjadikan AADC2 makin memiliki kedekatan dengan penontonnya. (lagipula siapa
sih yang tidak suka flawlessnya Dian Sastrowardoyo dan dinginnya Nicholas
Saputra?)
Sebagai
anak komunikasi yang mencintai perfilman, AADC2 memberikan contoh yang baik
bagaimana karya dapat bekerja sama dengan brand dalam product placement tanpa
memberikan cacat dan paksaan dalam film. (disandingkan dengan film Habibie yang
menjual Astor Gary di pasar tradisional)
Terlepas
dari itu, AADC2 rasanya seperti sup hangat buatan Ibu di saat kamu pulang dari
merantau. Cerita mengalun pelan, mengajak penonton mereka ulang adegan. Latar
New York dan Jakarta dibuat seperti tiada jarak. Dan bagaimana cinta dan benci
dibuat sangat tipis.
Tetapi,
entah akhir film ditutup dengan janggal. Seperti ingin memenuhi ekspetasi
penonton.”
Carissa
Christiana, FH Universitas Atma Jaya 2015
“AADC2
berhasil membuat motivasiku untuk pacaran naik hahaha. Filmnya bagus, natural
banget kaya kehidupan sehari-hari. Setelah melihat AADC2 membuatku lebih peka
terhadap sekitar, siapa tahu ada juga yang suka dengan aku haha
Film
ini hampir sesuai ekspetasiku. Kalau soal pertemanannya lagi on proses, lalu
yang percintaannya belum begitu.”
Alfi
DN, SMA Negeri 1 Godean
“Aku
nonton AADC2 karena aku udah nonton AADC dan pengen tahu lanjutan ceritanya
gimana. Awalnya aku mikir filmnya bakal bikin nangis, soalnya waktu itu aku
juga nggak cari-cari dulu komentar dari orang-orang soal film ini. Eh, ternyata
asyik filmnya. Jadi pengen nonton lagi hehe.”
Meiske
Erika Boki, FH Universitas Atma Jaya 2015
“Alasanku
nonton AADC2 karena aku melanjutkan dari seri yang pertama, penasaran bagaimana
lanjutannya. Film ini sangat so sweet. Bagus, bikin baper, dan ada adegan
kiss-kiss nya haha
Film
ini sukses bikin aku teriak-teriak dan excited. Aku sampai nonton dua kali
karena pengen lihat Rangga lagi hehe.”
Alya
Arta Audivi, Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta
“Menurutku
filmnya bagus, apalagi ngambil tempat di Jogja. Tapi, kisahnya sih yang rada
ada bau-bau nggak bisa move on hahaha. Aku nonton soalnya emang ngikutin dan
kepo banget sama endingnya, nggak cuma biar kekinian haha.
Kalo
aku sih lebih suka nonton film yang emang aku mau nonton, jadi walaupun lagi
happening banget tapi aku nggak tau asal-usul apa trailernya gitu, aku mending
nggak nonton aja sih. Takut nggak nyambung aja maksudnya apa gitu. Aku nggak
ngikutin Hunger Games, nggak ngikutin Twilight juga haha jadi ya aku nggak
pernah nonton juga. Kayak drama korea aja juga aku sukanya cuma Master’s Sun
haha jadi kalo ditanya drama korea lain aku nggak tahu.
Hmm
AADC2 nggak sesuai ekspetasiku sih. Ekspetasiku mereka balikan tanpa nyakitin
orang lain. Tapi ternyata... hehe
Ya
tapi langsung ambil pikiran positif aja sih kalo kita di dunia nyata nggak
boleh kayak gitu, kejam aja gitu. Karena setiap yang kita lakukan kan pasti ada
balasannya.”
Nah, jadi gitu pendapat teman-teman Raras^^
kalau kamu gimana?
kalau kamu gimana?
Referensi:
#RarasSabillaYani^^