Kamis, 09 Juni 2016

10 Film Pertama Di Indonesia


10 Film Pertama Di Indonesia





Kali ini gue akan ngasi tau ke Fillerx film-film pertama yang ada di Indonesia. Sebagai movies lovers kita juga harus tau sejarah bahkan film pertama yang ada di Indonesia supaya gak hanya lovers bahkan menjadi Loyality wkwkwk.. oke stop langsung aja nih gue jelasin perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Sebelum film-film tersebut, berikut ini sepuluh film pertama di Indonesia.

1. Loetoeng Kasaroeng (1926)
Loetoeng Kasaroeng adalah sebuah film Indonesia tahun 1926. Meskipun diproduksi dan disutradarai oleh pembuat film Belanda, film ini merupakan film pertama yang dirilis secara komersial yang melibatkan aktor Indonesia.

2. Eulis Atjih (1927)
Sebuah film bisu bergenre melodrama keluarga, film ini disutradarai oleh G. Kruger dan dibintangi oleh Arsad & Soekria. Film ini diputar bersama-sama dengan musik keroncong yang dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Kajoon, seorang musisi yang populer pada waktu itu. Kisah Eulis Atjih, seorang istri yang setia yang harus hidup melarat bersama anak-anaknya karena ditinggal suaminya yang meninggalkannya untuk berfoya-foya dengan wanita lain, walaupun dengan berbagai masalah, akhirnya dengan kebesaran hatinya Eulis mau menerima suaminya kembali walaupun suaminya telah jatuh miskin.

3. Lily Van Java (1928)
Film yang diproduksi perusahaan The South Sea Film dan dibuat bulan Juni 1928. Bercerita tentang gadis yang dijodohkan orang tuanya padahal dia sudah punya pilihan sendiri. Pertama dibuat oleh Len H. Roos, seorang Amerika yang berada di Indonesia untuk menggarap film Java. Ketika dia pulang, dilanjutkan oleh Nelson Wong yang bekerja sama dengan David Wong, karyawan penting perusaahaan General Motors di Batavia yang berminat pada kesenian, membentuk Hatimoen Film. Pada akhirnya, film Lily van Java diambil alih oleh Halimoen. Menurut wartawan Leopold Gan, film ini tetap digemari selama bertahun-tahun sampai filmnya rusak. Lily van Java merupakan film Tionghoa pertama yang dibuat di Indonesia.

4. Resia Boroboedoer (1928)
Film yang diproduksi oleh Nancing Film Co, yang dibintangi oleh Olive Young, merupakan film bisu yang bercerita tentang Young pei fen yang menemukan sebuah buku resia (rahasia) milik ayahnya yang menceritakan tentang sebuah bangunan candi terkenal (Borobudur). Diceritakan juga di candi tersebut terdapat sebuah harta karun yang tak ternilai, yaitu guci berisi abu sang Buddha Gautama.

5. Setangan Berloemoer Darah (1928)
Film yang disutradarai oleh Tan Boen San, setelah pencarian di beberapa sumber, sinopsis film ini belum diketahui secara pasti.

6. Njai Dasima I (1929)
Film ini berasal dari sebuah karangan G. Francis tahun 1896 yang diambil dari kisah nyata, kisah seorang istri simpanan, Njai (nyai) Dasima yang terjadi di Tangerang dan Betawi/Batavia yang terjadi sekitar tahun 1813-1820-an. Nyai Dasima, seorang gadis yang berasal dari Kuripan, Bogor, Jawa Barat. Ia menjadi istri simpanan seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edward William. Oleh sebab itu, akhirnya ia pindah ke Betawi/Batavia. Karena kecantikan dan kekayaannya, Dasima menjadi terkenal. salah seorang penggemar beratnya Samiun yang begitu bersemangat memiliki Nyai Dasima membujuk Mak Buyung untuk membujuk Nyai Dasima agar mau menerima cintanya. Mak buyung berhasil membujuk Dasima walaupun Samiun sudah beristri. Hingga akhirnya Nyai Dasima disia-siakan Samiun setelah berhasil dijadikan istri muda.

7. Rampok Preanger (1929)
Ibu Ining tidak pernah menduduki bangku sekolah, tahun 1920-an adalah seorang penyanyi keroncong terkenal pada Radio Bandung (NIROM) yang sering pula menyanyi berkeliling di daerah sekitar Bandung. Kemudian ia memasuki dunia tonil sebagai pemain sekaligus sebagai penyanyi yang mengadakan pagelaran keliling di daerah Priangan Timur. Main film tahun 1928 yang berlanjut dengan 3 film berikutnya. Film-film itu seluruhnya film bisu. Ketika Halimoen Film ditutup tahun 1932, hilang pulalah Ibu Ining dari dunia film. Namun sampai pecahnya PD II, ia masih terus menyanyi dan sempat pula membuat rekaman di Singapura dan Malaya. Pada tahun 1935 ia meninggal dunia dalam usia 69 tahun karena sakit lever.

8. Si Tjonat (1929)
Cerita dalam film ini berputar pada kisah seseorang yang dijuluki si Tjonat. Nakal sejak kecil, si Tjonat (Lie A Tjip) melarikan diri ke Batavia (Jakarta) setelah membunuh temannya. Di kota ini ia menjadi jongos seorang Belanda, bukannya berterima kasih karena mendapat pekerjaan, ia juga menggerogoti harta nyai tuannya itu. Tak lama kemudian ia beralih profesi menjadi seorang perampok dan jatuh cinta kepada Lie Gouw Nio (Ku Fung May). Namun cintanya bertepuk sebelah tangan, penolakan Gouw Nio membuatnya dibawa lari oleh si Tjonat. Usaha jahat itu dicegah oleh Thio Sing Sang (Herman Sim) yang gagah perkasa.

9. Si Ronda (1930)
Film ini disutradaria oleh Lie Tek Swie & A. Loepias (Director of Photography), dan dibintangi oleh Bachtiar Efendy dan Momo. Film ini bercerita tentang kisah seorang jagoan perkelahian yang mengandung unsur kebudayaan Cina.

10. Boenga Roos dari Tjikembang (1931)
Film bersuara pertama di Indonesia, film ini menceritakan tentang hubungan antar etnis Cina dan pribumi. Dalam film ini, The Teng Chun bertindak sebagai sutradara dan kamera. Cerita ini dikarang oleh Kwee Tek Hoay dan pernah dipentaskan Union Dalia Opera pada 1927, meskipun cuma ringkasan cerita saja, yaitu tentang Indo-Tiongha. Dan film ini diberitakan oleh pengarangnya film Cina buatan Java ini adalah karya Indo-Tiongha.


Bonus nih gue ngasi biar bisa makin wawasan tentang film makin dalam kalau Fillerx mau ceritain atau jelasin keteman kalian yang mau bergabung menjadi movies lovers. Ada Darah dan Doa (1950). 
Film pertama Indonesia yang dibuat oleh orang Indonesia. Darah dan Doa adalah sebuah film Indonesia karya Usmar Ismail yang diproduksi pada tahun 1950 dan dibintangi oleh Faridah. Film ini merupakan film Indonesia pertama yang sepenuhnya dibuat oleh warga pribumi. Film ini ialah produksi pertama Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini), dan tanggal syuting pertama film ini 30 Maret 1950, yang kemudian dirayakan sebagai Hari Film Nasional. Kisah film ini berasal dari skenario penyair Sitor Situmorang, menceritakan seorang pejuang revolusi Indonesia yang jatuh cinta kepada salah seorang Belanda yang menjadi tawanannya.

Sumber : filman.pnri.go.id

Hahahha.. pasti yang kali ini sedikit membosankan kannnn.. tapi ndak apa-apa lahh yang penting tuh setidaknya kita sudah tau beberapa la Fillerx!! See ya the next blog lagee! Cheers*



1 komentar:

  1. Lewat internet ini saya mengutarakan ucapan Terima kasih saya kepada AKI JAYABAYA yang telah membantu kehidupan keluarga saya dulunya saya cuma seorang buruh yang bekerja di salah satu kebun kelapa sawit di daerah malaysia penghasilan saya perhari cuma Rp,85.000,- Hanya pas-pasan untuk mengecukupi kehidupan saya..
    Alhamdulillah sekarang sejak saya bergabung jadi member (AKY JAYABAYA), Saya sudah berkali-kali menang togel dan ini Kemenangan saya yg ke 3X nya kemarin di kasih lagi.6D togel malaysia Benar-benar tembus...
    Impian saya selama ini sudah jadi kenyataan.Alhamdulillah Kehidupan keluarga saya pun jauh lebih baik dari pada sebelumnya...
    Buat saudara bapak/ibu yang ingin mendapatkan rejeki melalui jalan TOGEL..Silahkan CALL/SMS AKY JAYABAYA DI No.Tlpon : 082,333,390,858


    ==>> Info Lebih Jelas Cara Mendapatkan Angka/Nomor 2D,3D,4D,5D,6D click http://rahasiangkatogel.blogspot.com

    BalasHapus