Selamat sore FillerX!!!
Lagi pada dimana
ini ? lagi santai atau pada lagi sibuk nggak ? FillerX yang puasa tetap
semangat ya. FillerX, cuaca ditempat kalian semua pada gimana? Kalo ditempat
mimin baru aja hujan nih FillerX!.
Oiya ngomong-ngomong
mimin hari ini lagi santai nih FillerX, jadi berhubung karena mimin santai,
mari kita membahas topik baru yang tentunya tetap berhubungan dengan film
FillerX!.
Kalian pada udah
tau belum bioskop tempat FillerX nonton film itu pertama kali ada dimana? Tahun
berapa? Hem..... mimin yakin deh pasti FillerX pada belum tau kan? Berhubung karena
kalian semua pada belum tau, mimin akan membahas bioskop pertama didunia, jadi
tetap baca tulisan mimin ini dari awal sampe akhir ya FillerX!
BIOSKOP PERTAMA DI DUNIA
L’Eden Théâtre
yang terletak di kota pelabuhan La Ciotat ini dinobatkan sebagai bioskop tertua
di dunia. Di bioskop inilah pertama kali Lumiere bersaudara (Auguste dan Louis
Lumiere) memperkenalkan pertama kalinya gambar bergerak yang merupakan
cikal bakal cinematography di dunia.
Sejarah bioskop
ini dimulai pada 16 juni 1889 dimana pada tanggal tersebut L’Eden pertama kali
dibuka untuk umum. Pada saat itu L’Eden masih berupa tempat sederhana dan
awalnya tempat ini bukan hanya diperuntukkan untuk pemutaran film saja akan
tetapi juga digunakan sebagai pertandingan gulat, konser musik dan juga
pertandingan tinju.
Pada tahun yang
sama juga di tempat ini pula pertama kalinya proyektor film pertama didunia
dipergunakan dihadapan 250 orang yang kagum pada kecanggihan alat tersebut.
Sejak saat itulah pertunjukan film di theatre Eden merupakan kegiatan yang
rutin dilakukan, selain pertunjukan rutin lainnya.
Selama beberapa
dekade Eden Theatre menjadi tempat hiburan favorit warga La Ciotat, kota
pelabuhan di bagian selatan Prancis. Konon sebagian warga La Ciotat menemukan
pasangannya di tempat ini.
Pada tahun 80-an
Eden theatre mengalami masa sulit ditambah lagi dengan musibah yang menimpa
sang pemilik yang dibunuh oleh perampok yang ingin mencuri uang, menjadikan
Eden hanya dibuka beberapa minggu dalam satu tahun. Hingga pada tahun 1992
dibeli oleh pemerintah setempat untuk dilestarikan.
Sejak kota
tetangganya Marseille dinobatkan sebagai European Capital of Culture for
2013, Eden mendapatkan imbasnya untuk di renovasi kembali dan dibuka kembali
setelah cukup lama terlantar walapun dikenal sebagai salah satu tempat yang
bersejarah. Dengan memakan biaya hingga 8,1 juta dolar untuk peremajaan theatre
ini diharapkan semua orang akan terus dapat menyaksikan L’Eden Theatre terus
kokoh berdiri.
Nah....., itu tuh tentang
bioskop pertama di dunia, pastinya keren kan FillerX? Nah sekarang mimin mau ngasih tahu
bioskop-bioskop pertama yang ada di Indonesia nih FillerX!!
Bioskop di Indonesia
Bioskop, Medan (ca. 1920)
Bioskop Menteng, Jakarta (ca.
1950-1960)
Bioskop Megaria, Jakarta
(ca. 1960-80)
Bioskop
pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis
kelas I harganya dua gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak.
Bioskop
zaman dulu bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop
masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan
kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa
keliling ke kota yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari
pengusaha bioskop tsb). Bioskop lain diusahakan oleh seorang yang bernama
Schwarz. Tempatnya terletak kira-kria di Kebon Jahe, Tanah Abang. Sebelum
akhirnya hancur terbakar, bioskop ini menempati sebuah gedung di Pasar Baru.
Ada lagi bioskop yang bernama Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya)
yang terdapat di Deca Park. De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di
lapangan, yang pada zaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar.
De Calonne adalah cikal bakal dari bioskop Capitol yang terdapat di Pintu Air.
Bioskop-bioskop
lain seperti, Elite di Pintu Air, Rex di Kramat Bunder, Cinema di Krekot, Astoria, Capitol di Pintu Air, Centraal di Jatinegara, Rialto di
Senen dan Tanah Abang, Surya di Tanah Abang, Thalia di Hayam Wuruk, Olimo, Orion di Glodok, Al Hambra di Sawah Besar,
Oost Java di Jl. Veteran, Rembrant di Pintu Air, Widjaja di Jalan Tongkol/Pasar
Ikan, Rivoli di Kramat, Chatay di jl gunung sahari dan lain-lain merupakan
bioskop yang muncul dan ramai dikunjungi setelah periode 1940-an.
Film-film
yang diputar di dalam bioskop tempo dulu adalah film gagu alias bisu atau tanpa
suara. Biasanya pemutaran di iringi musik orkes, yang ternyata jarang
"nyambung" dengan film. Beberapa film yang kala itu yang menjadi
favorit masyarakat adalah Fantomas, Zigomar, Tom MIx, Edi Polo, Charlie Caplin,
Max Linder, Arsene Lupin, dll.
Di Jakarta pada tahun 1951 diresmikan bioskop Metropole yang berkapasitas 1.700 tempat duduk, berteknologi
ventilasi peniup dan penyedot, bertingkat tiga dengan ruang dansa dan kolam
renang di lantai paling atas. Pada tahun 1955 bioskop
Indra di Yogyakarta mulai mengembangkan kompleks bioskopnya dengan toko
dan restoran.
Di Indonesia
awal Orde Baru dianggap sebagai masa yang menawarkan kemajuan perbioskopan,
baik dalam jumlah produksi film nasional maupun bentuk dan sarana tempat
pertunjukan. Kemajuan ini memuncak pada tahun 1990-an. Pada dasawarsa itu
produksi film nasional 112 judul. Sementara sejak tahun 1987 bioskop dengan
konsep sinepleks (gedung bioskop dengan lebih dari satu layar) semakin marak.
Sinepleks-sinepleks ini biasanya berada di kompleks pertokoan, pusat
perbelanjaan, atau mal yang selalu jadi tempat nongkrong anak-anak muda dan
kiblat konsumsi terkini masyarakat perkotaan. Di sekitar sinepleks itu tersedia
pasar swalayan, restoran cepat saji, pusat mainan, dan macam-macam.
Sinepleks
tidak hanya menjamur di kota besar, tetapi juga menerobos kota kecamatan
sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang memberikan masa bebas pajak
dengan cara mengembalikan pajak tontonan kepada "bioskop depan".
Akibatnya, pada tahun 1990 bioskop di
Indonesia mencapai puncak kejayaan: 3.048 layar. Sebelumnya, pada tahun 1987, di seluruh
Indonesia terdapat 2.306 layar.
Era 2000-an
Sekitar
tahun 2000an, jaringan bioskop mulai marak di Indonesia. Ada dua pengelola
bioskop yang terkenal, yaitu 21 Cineplex dengan bioskop 21, XXI dan The Premiere serta
jaringan Blitzmegaplex. Bioskop-bioskop ini tersebar di seluruh pusat
perbelanjaan di Indonesia, kadang-kadang dalam satu pusat perbelanjaan terdapat
lebih dari satu bioskop. Film yang ditayangkan adalah film dari dalam maupun
luar negeri, meskipun pada awal tahun 2000 hingga sekitar tahun 2005, tidak
banyak perfilman nasional yang berhasil masuk jaringan bioskop. Film-film
nasional baru masuk kedalam bioskop Indonesia sejak tahun 2006 hingga sekarang.
Sekarang udah
pada tau kan FillerX!, dan sekarang berhubung mimin masih punya banyak
kerjaan dan berhubung masih mau ujian mimin mau pamit dulu nih ya FillerX!.
Tetap buka-buka blog kita ya,
semoga kari kalian selalu bahagia FillerX!!!!.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop
http://konstelasi.com/inilah-bioskop-tertua-di-dunia-leden-theatre/
RENATA EVLINA MANIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar