Sabtu, 18 Juni 2016

"BIOSKOP"



Selamat sore FillerX!!!



Lagi pada dimana ini ? lagi santai atau pada lagi sibuk nggak ? FillerX yang puasa tetap semangat ya. FillerX, cuaca ditempat kalian semua pada gimana? Kalo ditempat mimin baru aja hujan nih FillerX!.
Oiya ngomong-ngomong mimin hari ini lagi santai nih FillerX, jadi berhubung karena mimin santai, mari kita membahas topik baru yang tentunya tetap berhubungan dengan film FillerX!.
Kalian pada udah tau belum bioskop tempat FillerX nonton film itu pertama kali ada dimana? Tahun berapa? Hem..... mimin yakin deh pasti FillerX pada belum tau kan? Berhubung karena kalian semua pada belum tau, mimin akan membahas bioskop pertama didunia, jadi tetap baca tulisan mimin ini dari awal sampe akhir ya FillerX!

BIOSKOP PERTAMA DI DUNIA
L’Eden Théâtre yang terletak di kota pelabuhan La Ciotat ini dinobatkan sebagai bioskop tertua di dunia. Di bioskop inilah pertama kali Lumiere bersaudara (Auguste dan Louis Lumiere) memperkenalkan pertama kalinya  gambar bergerak yang merupakan cikal bakal cinematography di dunia.



Sejarah bioskop ini dimulai pada 16 juni 1889 dimana pada tanggal tersebut L’Eden pertama kali dibuka untuk umum. Pada saat itu L’Eden masih berupa tempat sederhana dan awalnya tempat ini bukan hanya diperuntukkan untuk pemutaran film saja akan tetapi juga digunakan sebagai  pertandingan gulat, konser musik dan juga pertandingan tinju.
Pada tahun yang sama juga di tempat ini pula pertama kalinya proyektor film pertama didunia dipergunakan dihadapan 250 orang yang kagum pada kecanggihan alat tersebut. Sejak saat itulah pertunjukan film di theatre Eden merupakan kegiatan yang rutin dilakukan, selain pertunjukan rutin lainnya.



Selama beberapa dekade Eden Theatre menjadi tempat hiburan favorit warga La Ciotat, kota pelabuhan di bagian selatan Prancis. Konon sebagian warga La Ciotat menemukan pasangannya di tempat ini.
Pada tahun 80-an Eden theatre mengalami masa sulit ditambah lagi dengan musibah yang menimpa sang pemilik yang dibunuh oleh perampok yang ingin mencuri uang, menjadikan Eden hanya dibuka beberapa minggu dalam satu tahun. Hingga pada tahun 1992 dibeli oleh pemerintah setempat untuk dilestarikan.
Sejak kota tetangganya Marseille dinobatkan sebagai European Capital of Culture for 2013, Eden mendapatkan imbasnya untuk di renovasi kembali dan dibuka kembali setelah cukup lama terlantar walapun dikenal sebagai salah satu tempat yang bersejarah. Dengan memakan biaya hingga 8,1 juta dolar untuk peremajaan theatre ini diharapkan semua orang akan terus dapat menyaksikan L’Eden Theatre terus kokoh berdiri.
Nah....., itu tuh tentang bioskop pertama di dunia, pastinya keren kan FillerX? Nah sekarang mimin mau ngasih tahu bioskop-bioskop pertama yang ada di Indonesia nih FillerX!!
Bioskop di Indonesia

Bioskop, Medan (ca. 1920)

 
Bioskop Menteng, Jakarta (ca. 1950-1960)

Bioskop Megaria, Jakarta (ca. 1960-80)

Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis kelas I harganya dua gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak.
Bioskop zaman dulu bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa keliling ke kota yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari pengusaha bioskop tsb). Bioskop lain diusahakan oleh seorang yang bernama Schwarz. Tempatnya terletak kira-kria di Kebon Jahe, Tanah Abang. Sebelum akhirnya hancur terbakar, bioskop ini menempati sebuah gedung di Pasar Baru. Ada lagi bioskop yang bernama Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya) yang terdapat di Deca Park. De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di lapangan, yang pada zaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. De Calonne adalah cikal bakal dari bioskop Capitol yang terdapat di Pintu Air.
Bioskop-bioskop lain seperti, Elite di Pintu Air, Rex di Kramat Bunder, Cinema di Krekot, Astoria, Capitol di Pintu Air, Centraal di Jatinegara, Rialto di Senen dan Tanah Abang, Surya di Tanah Abang, Thalia di Hayam Wuruk, Olimo, Orion di Glodok, Al Hambra di Sawah Besar, Oost Java di Jl. Veteran, Rembrant di Pintu Air, Widjaja di Jalan Tongkol/Pasar Ikan, Rivoli di Kramat, Chatay di jl gunung sahari dan lain-lain merupakan bioskop yang muncul dan ramai dikunjungi setelah periode 1940-an.
Film-film yang diputar di dalam bioskop tempo dulu adalah film gagu alias bisu atau tanpa suara. Biasanya pemutaran di iringi musik orkes, yang ternyata jarang "nyambung" dengan film. Beberapa film yang kala itu yang menjadi favorit masyarakat adalah Fantomas, Zigomar, Tom MIx, Edi Polo, Charlie Caplin, Max Linder, Arsene Lupin, dll.
Di Jakarta pada tahun 1951 diresmikan bioskop Metropole yang berkapasitas 1.700 tempat duduk, berteknologi ventilasi peniup dan penyedot, bertingkat tiga dengan ruang dansa dan kolam renang di lantai paling atas. Pada tahun 1955 bioskop Indra di Yogyakarta mulai mengembangkan kompleks bioskopnya dengan toko dan restoran.
Di Indonesia awal Orde Baru dianggap sebagai masa yang menawarkan kemajuan perbioskopan, baik dalam jumlah produksi film nasional maupun bentuk dan sarana tempat pertunjukan. Kemajuan ini memuncak pada tahun 1990-an. Pada dasawarsa itu produksi film nasional 112 judul. Sementara sejak tahun 1987 bioskop dengan konsep sinepleks (gedung bioskop dengan lebih dari satu layar) semakin marak. Sinepleks-sinepleks ini biasanya berada di kompleks pertokoan, pusat perbelanjaan, atau mal yang selalu jadi tempat nongkrong anak-anak muda dan kiblat konsumsi terkini masyarakat perkotaan. Di sekitar sinepleks itu tersedia pasar swalayan, restoran cepat saji, pusat mainan, dan macam-macam.
Sinepleks tidak hanya menjamur di kota besar, tetapi juga menerobos kota kecamatan sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang memberikan masa bebas pajak dengan cara mengembalikan pajak tontonan kepada "bioskop depan". Akibatnya, pada tahun 1990 bioskop di Indonesia mencapai puncak kejayaan: 3.048 layar. Sebelumnya, pada tahun 1987, di seluruh Indonesia terdapat 2.306 layar.
Era 2000-an
Sekitar tahun 2000an, jaringan bioskop mulai marak di Indonesia. Ada dua pengelola bioskop yang terkenal, yaitu 21 Cineplex dengan bioskop 21, XXI dan The Premiere serta jaringan Blitzmegaplex. Bioskop-bioskop ini tersebar di seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia, kadang-kadang dalam satu pusat perbelanjaan terdapat lebih dari satu bioskop. Film yang ditayangkan adalah film dari dalam maupun luar negeri, meskipun pada awal tahun 2000 hingga sekitar tahun 2005, tidak banyak perfilman nasional yang berhasil masuk jaringan bioskop. Film-film nasional baru masuk kedalam bioskop Indonesia sejak tahun 2006 hingga sekarang.

Sekarang udah pada tau kan FillerX!, dan sekarang berhubung mimin masih punya banyak kerjaan dan berhubung masih mau ujian mimin mau pamit dulu nih ya FillerX!.

Tetap buka-buka blog kita ya, semoga kari kalian selalu bahagia FillerX!!!!.
DAFTAR PUSTAKA 
 https://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop
http://konstelasi.com/inilah-bioskop-tertua-di-dunia-leden-theatre/

RENATA EVLINA MANIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar