Rabu, 22 Juni 2016

[FillerX Project] Studio Batu: Membuat Karya di Bawah Sebuah 'Batu'

Haiiii, FillerX di manapun kalian berada^^



Ada yang tahu film Prenjak(In The Year of Monkey)? Itu lho, film yang berhasil menang di 55th Semaine de la Critique Cannes Film Festival 2016 sebagai film pendek terbaik, yang berhasil mengalahkan 10 film lain dari berbagai negara yang diputar dalam kompetisi ini.


Film Prenjak adalah karya dari Studio Batu yang diproduksi pada tahun 2016 di Yogyakarta. Prenjak disutradarai oleh Wregas Bhanuteja. Film ini adalah film ketiga Wregas bersama Studio Batu yang berlaga di festival internasional. Sebelumnya, ada Lembusura yang berkompetisi di 65th Berlin International Film Festival 2015 dan The Floating Chopin yang berkompetisi di 40th Hong Kong International Film Festival 2016.

Nah, hari Senin, 13 Juni 2016 kemarin kami para admin XputarFilm punya kesempatan buat main-main ke Studio Batu nih. Wow, keren nggak?:p
kami ketemu sama kakak-kakak kece dari Studio Batu lhooo. Ada kak Yodi, kak Garuda, dan kak Girgir:3




Studio Batu berawal dari pertemanan beberapa anak muda alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta, 8 tahun yang lalu. Mereka yang awalnya berteman dari SMA, harus berpisah ketika memasuki jenjang perguruan tinggi yang berbeda-beda. Beberapa tahun kemudian, mereka bertemu kembali dan membuat sebuah grup Whatsapp bernama “Bocah Imut”. Nama yang unik ya, FillerX?:D

Grup Whatsapp yang awalnya mereka buat sebagai ajang kumpul-kumpul teman mural, akhirnya mereka ubah namanya menjadi BATU. Kenapa BATU? Ya, mereka ingin menjadi seperti batu yang keras dan tahan lama. Dari nama BATU ini, mereka ingin menyalurkan ide-ide mereka menjadi karya seni. Bukan hanya dalam bentuk mural, tetapi juga dalam bentuk arsitek, musik, puisi-puisi yang diposting di blog, dan tentu saja film sebagai bentuk karya seni mereka yang paling konkret dan mencakup karya-karya yang lain.
Gambar di atas adalah logo dari Studio Batu. Iya, itu adalah rumah batu tempat Patrick tinggal dalam serial kartun Spongebob Squarepants. Menurut mereka, rumah batu Patrick bukan hanya sekedar sebuah batu. Di dalam rumah batu tersebut, Patrick bisa menciptakan apa saja. Mereka ingin seperti Patrick; menciptakan banyak hal di bawah sebuah ‘batu’.

Anggota dari Studio Batu yang fix dan yang benar-benar ada sejak awal Studio Batu dibuat ada sekitar 11 orang. Karena mendapat tambahan, anggotanya saat ini menjadi sekitar 20 orang. Anggota baru tersebut salah satunya adalah kak Garuda, yang baru bergabung sekitar pertengahan 2015 kemarin.

Ada kendala nggak sih ketika Studio Batu membuat karya, terutama film?

Hmm, kendala tentu saja ada. Tetapi kendala tersebut seakan hilang mengingat mereka ‘terbuat’ dari sebuah pertemanan. Bagi mereka, Studio Batu tempat mereka membangun taste dan feel bersama. Selain itu, karya yang mereka buat menjadi terlihat tulus dan benar-benar terlihat seperti apa adanya. Wihhhh:D

Kalau kendala dalam pembuatan film nggak ada, ternyata ada kendala lain nih, FillerX. Ya, hambatan yang dialami para film-maker seperti mereka, apalagi kalau bukan masalah perizinan tempat. Bisa dibilang, saat ini ruang putar untuk film pendek itu cuma sedikit. Biasanya film pendek cuma diputar di festival-festival gitu. Makanyaaaa, Studio Batu ada rencana nih. Mereka mau bikin gedung atau ruko-ruko khusus untuk pemutaran film-film pendek. Wiiiih, keren ya? Tapi katanya ini masih rencana dan MUNGKIN. Kita doain aja yuk FillerX, semoga rencana mereka cepat terlaksana, Aamiin:D

Ternyata Studio Batu nggak ada genre khusus untuk film-film mereka lho, FillerX. Bukan nggak ada sih, lebih tepatnya mereka nggak mematok genre tertentu. Jadi, pengennya buat film apa, ada ide apa... yaudah langsung buat filmnya:D
Selain itu, mereka juga nggak ada penggolongan usia. Yang jelas, film mereka nggak ada segment untuk anak kecil. Kalaupun ada anak kecil yang pikirannya udah dewasa dan bisa mencerna film mereka, itu beda cerita yaa, FillerX:p

Studio Batu yang terbiasa membuat film pendek, ternyata baru-baru ini membuat animasi berupa stop motion lho, FillerX. Kata mereka sih sekedar coba-coba dulu aja sih. Kalo masalah film berefek seperti 4D, 5D, 6D dll, ternyata mereka masih meraba-raba. Jadi, kemungkinan suatu hari nanti mereka bakal tertarik untuk membuat film berefek. Mereka sebatas pengen tahu aja gimana caranya. Bukan bener-bener mau membuat, karena untuk saat ini Studio Batu fokusnya ke film, dan film dilihat dari jalan ceritanya kan, FillerX?

Oiyaaa, kami dapat bocoran nih hihihi. Kemungkinan, tahun depan Studio Batu ada proyek baru. Bukan lagi film pendek, tapi film dalam durasi yang lebih panjang. Waaaa, can’t wait it:p  Lagi-lagi, film ini untuk disubmit ke festival, bukan publik. Hmm it’s ok, film yang disubmit ke festival bisa sampai ke publik juga sih.
Ingat film Siti? 

Siti adalah salah satu film terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) dan menyabet nominasi Film Terbaik, Sutradara Film Terbaik, Penata Kamera Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik dan Penata Musik Terbaik. Siti juga merasakan kerasnya kompetisi festival mancanegara, seperti International Film Festival Rotterdam di Belanda, Telluride Film Festival di Amerika Serikat, Shanghai International Film Festival, dan masih banyak lagi. Film yang awalnya hanya direncanakan untuk tayang dibeberapa acara komunitas film, ternyata bisa tayang secara luas di bioskop. Semoga bernasib sama ya, FillerX:D

Oiya FillerX, film-film dari Studio Batu nggak diperjual-belikan yaaa. Menurut mereka, film akan menemukan penontonnya sendiri tanpa harus dijual. Wiiiih:3

Yang terakhir, kami sempet nanya ke kakak-kakak kece tadi soal perfilman Indonesia. Gimana sih pendapat mereka?

Kalau kata kak Yodi, perfilman Indonesia mulai membaik. Saat ini mulai muncul film-film baru yang bagus dan bermutu. Dimulai dari AADC2, sampai yang terbaru akan ada Rudy Habibie dan Galih&Ratna.

Beda lagi kalau kata kak Girgir, dia lebih suka film dokumenter ternyata. Satu film dokumenter yang paling menarik menurut kak Girgir adalah Desainer Kampung. Film ini recomended banget sih kata kak Girgir. Coba deh nonton, FillerX:p

Nah... yang terakhir nih yang bikin Raras rada bingung. Kata kak Garuda, film Indonesia bikin takut. Takut kenapa sih, kak?:”D

Berikut adaa video dokumentasi kami ketika berkunjung ke Studio Batu.. Dilihat yaa :D

 



Okedeh, sekian laporan Raras hari ini. Gimana? Menarik, kan?

Tunggu postingan terbaru Raras yaa. See you, FillerX~~\o/


Referensi:



-----

#RarasSabillaYani^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar